Caranya, ia menyediakan kumbung serta baglog, juga membantu dalam pemasaran jamur tiram yang diproduksi oleh petani mitra. Selain itu, ia juga memberi pelatihan cara budidaya jamur tiram yang baik, manajemen produksi dan keuangan, serta pemasaran.
Dalam satu periode panen (45 hari), umumnya petani sudah bisa kembali modal. Sedangkan kumbung bisa bertahan hingga lima tahun dengan perbaikan ringan di bagian rak baglog dan dinding yang terbuat dari bambu.
Konsentrasi di Pembesaran
Kumbung dan baglog dibuat agar sesuai dengan standar budidaya jamur tiram yang dikerjakan farm-nya yang terletak di Desa Pandansari, Kecamatan Ciawi, Bogor. “Saya sudah memperhitungkan keuntungan buat mitra dan mengambil sedikit untuk biaya produksi dan anak-anak yang bekerja membuat baglog,” ujar H. Achmad.
Baglog produksinya dijual dengan harga Rp1.250/buah dengan biaya produksi sekitar Rp900 / baglog. Dalam sehari, ia mampu memproduksi kurang lebih 5.000 baglog yang digunakan sendiri maupun untuk mitra.
Selain itu, kumbungnya juga menghasilkan 800 - 1.000 kg jamur tiram segar/hari, termasuk jamur produksi petani mitra. “Jika mereka sudah kuat, kemudian ingin produksi dan jual jamur sendiri, silakan. Saya justru senang karena mereka bisa berdikari,” ujarnya. Namun, ia tahu petani pemula umumnya belum menguasai budidaya dan pemasaran jamur. Itulah sebabnya mereka mencari aman dengan membeli baglog yang baik dan terjamin pemasarannya terjamin
Selengkapya Download Disini
0 komentar:
Posting Komentar